Pengertian Cerita Fantasi
– Sastra merupakan hasil karya manusia bernilai indah atau estetis,
sastra terbagi atas tiga macam, yaitu prosa, puisi, dan drama. Cerita fantasi adalah salah satu jenis prosa. Cerita fantasi merupakan karya
fiksi yang dibangun dengan unsur intrinsik cerita yang melampaui batas
kewajaran, karya ini berjenis fantasi atau mengandung sifat imajinatif
dan khayalan semata dari penulisnya. Tokoh dan latar diciptakan penulis
tidak ada di dunia nyata atau modifikasi dunia nyata. Tema fantasi
adalah majic, supernatural atau futuristik.
Teks Cerita Fantasi
A. Ciri-Ciri Cerita Fantasi
1. Ada keajaiban, sesuatu yang aneh dan misterius
Cerita
fantasi mengungkapkan hal-hal yang sifatnya tidak nyata, ajaib, dan
misterius. Pokoknya, sesuatu yang tidak kita temui dalam dunia nyata.
Ini adalah dunia imajinatif yang diciptakan penulis, sehingga tidak
mungkin dijadikan biasa. Biasanya, tokoh dan latar yang diciptakan
penulis tidak ada di dunia nyata, atau modifikasi dunia nyata.
2. Ide cerita terbuka
Ini
artinya penulis bebas menuangkan segala imajinasinya, atau bebas
berkhayal. Tidak ada batasan terhadap realitas atau kehidupan nyata.
Sehingga penulis atau pengarang bisa mengembangkannya dengan sesuka
hati. Tema atau ide yang paling sering dikaitkan dengan cerita jenis ini
adalah tema supranatural, mistis, horror, fiksi ilmiah, dan sebagainya.
Adakalanya, meski ide cerita bersifat sederhana, namun selalu ada pesan
menarik dibalik setiap cerita ini.
3. Latar bisa menembus ruang dan waktu
Cerita
fantasi bisa menggunakan latar apapun dalam penulisannya, mulai dari
yang ada dalam kehidupan sehari-hari hingga yang tidak ada atau bersifat
karangan. Jalinan peristiwa pada cerita ini juga bisa berpindah-pindah
dari berbagai latar yang melintasi ruang dan waktu.
4. Ada tokoh yang tak biasa atau unik
Tokoh
dalam cerita fantasi bisa diberi watak dan ciri yang unik. Adakalanya
bahkan yang tidak kita temui dalam kehidupan sehari-hari. Misalnya saja
seseorang yang bisa mengeluarkan api dari tangannya, seseorang yang bisa
melihat mimpi orang lain, jin yang bisa keluar dari lampu, dan
sebagainya. Tokoh di cerita ini bisa berada pada waktu dan tempat yang
berbeda zaman, meski secara penampilan mungkin tak berbeda dengan kita
yang hidup di masa sekarang.
5. Fiktif semata
Cerita
bersifat fiktif (bukan kejadian nyata). Meski ada juga yang diilhami
oleh latar nyata atau objek nyata dalam kehidupan, hanya saja
dilebih-lebihkan.
6. Bahasa
Bahasa yang digunakan dalam cerita fantasi bervariasi, tidak melulu dalam bentuk bahasa formal.
B. Jenis-Jenis Cerita Fantasi
1.
Berdasarkan kesesuaiannya dengan kehiduapan yang nyata, cerita fantasi
dibagi menjadi 2 yaitu fantasi secara total dan fantasi sebagian
(irisan).
a. Cerita Fantasi Total
Kategori ini berisi
fantasi pengarang terhadap objek tertentu. Pada kategori ini semua yang
terdapat pada cerita tidak semua terjadi dalam dunia nyata.
b. Cerita Fantasi Irisan
Kategori
ini berisi cerita fantasi yang mengungkapkan fantasi tetapi masih
menggunakan nama-nama dalam kehidupan nyata, menggunakan nama tempat
yang sama pada dunia nyata, atau peristiwa yang pernah terjadi pada
dunia nyata.
2. Berdasarkan latar ceritanya, cerita fantasi dibedakan menjadi 2 latar yaitu latar lintas waktu dan latar waktu sezaman.
a. Cerita Fantasi Sezaman
Maksudnya latar yang digunakan satu masa (fantasi masa kini, masa lampau, atau masa yang akan datang/futuristik).
b. Cerita Fantasi Lintas Waktu
Maksudnya
berarti cerita fantasi yang menggunakan 2 latar waktu yang berbeda.
Misalnya: masa sekarang dengan masa pada zaman prasejarah, masa sekarang
dan masa 50 tahun mendatang/futuristik).
C. Struktur Cerita Fantasi
1. Orientasi (Pembukaan): yaitu dimana pengarang memberikan pengenalan tentang tema, penokohan, dan sedikit alur cerita kepada para pembaca.
2. Konflik: bagian yang terjadi permasalahan dimulai dari awal hingga menuju puncak masalah.
3. Resolusi:
bagian ini merupakan penyelesaian dari permasalahan atau konflik yang
sedang terjadi. Resolusi merupakan bagian penentu yang mengarah pada
ending.
4. Ending: bagian akhir cerita atau suatu penutup dari
cerita fantasi. Pada akhir cerita atau ending dibagi menjadi dua yang
pertama yaitu happy ending dan sad ending.
Happy ending yang berarti tokoh yang mempunyai sifat yang baik dari cerita fantasi tersebut akan hidup bahagia selamanya. Kemudian sad ending yang berarti tokoh yang mempunyai sifat baik atau jahat akan ada yang berakhir pada cerita yang kurang menyenangkan.
D. Kaidah Kebahasaan Teks Cerita Fantasi
Terdapat 6 ciri-ciri kebahasaan dalam cerita fantasi, yaitu:
1. penggunaan kata ganti dan nama orang sebagai sudut pandang penceritaan. (contoh: aku, mereka, dia, dikau, engkau, Quen, Angel Biru).
2. penggunaan kata yang mencerap panca indera dalam diskripsi latar (tempat, waktu, dan suasana), contohnya:
a. Latar tempat
Tiga
pohon berjajar rapih berdiri dengan kokoh. Sayap-sayap burung yang
mulai mengepak, menggoyangkan daun-daun dalam dahan. Hembusan angin yang
tak biasa. Mengemparkan kota Zaitun di sore ini.
b. Latar suasana
Air mata pun jatuh di pipi Pangeran Xin. Sepucuk surat dari Sang Nenek menjadi saksi kepiluannya. Tawa canda pangeran sirna.
c. Latar Waktu
Pagi
hari seperti biasa para agent mempersiapkan diri. Matahari bersinar
terang membawa hawa semangat. Kokok jago bersautan menyambut hari telah
datang.
3. Menggunakan pilihan kata dengan makna kias dan makna khusus.
Contoh: Monster itu bekaki empat. Langkah seribunya penuh dengan keberanian. Semakin mendekat semakin melawan.
4. Kata sambung penanda urutan waktu
Kata
sambung urutan waktu itu, sementara itu, bersamaan dengan itu,
tiba-tiba, ketika, sebelum, dan sebagainya. Penggunaan kata sambung
uruan waktu untuk menandakan datangnya tokoh lain atau perubahan latar,
baik latar suasana, waktu, dan tempat.
Contoh:
1. Sebelum Alien itu datang langit mendung
2. Tiga tahun yang lalu, gunung itu memuntahkan lahar dingin
3. Akhirnya, Raja Zahab berkuasa kembali di kerajaan Saturnus.
5. Penggunaan kata/ungkapan keterkejutan.
Penggunaan kata/ungkapan keterkejutan berfungsi untuk menggerakan cerita (memulai masalah).
Contoh:
1. Tiba-tiba pesawat tempur melepaskan tembakan petamanya.
2. Ditengah pesta datanglah pereman-pereman itu.
3. Tanpa ku duga, Cermin Ajaib berpindah tempat.
6. Penggunaan dialog/kalimat langsung dalam cerita.
Contoh:
“Berlarilah Natakoo! Monster itu mengejarmu.” teriak ninja Kusuke
dengan kecemasan. Natakoo pun berlari sekuat tenaganya.
E. Langkah-Langkah Menyusun Cerita Fantasi
Cerita fantasi dapat disusun dengan mengikuti langkah-langkah sebagai berikut.
1. Memilih topik atau menjadi dasar penceritaan, yaitu menentukan ide awal.
2. Mengumpulkan materi sebagai bahan uraian dengan melakukan riset.
3. Menentukan pola pengembangan bahan uraian. Pengarang dapat melakukan pembuatan detail-detail ide awal cerita.
4. Menyusun kerangka paragraf berupa gagasan dan gagasan penjelas lainnya.
5. Mengembangkan kerangka paragraf menjadi kalimat yang padu sehingga tersusun sebuah cerita.
Demikian penjelasan pengertian, ciri-ciri, jenis-jenis, struktur, kaidah kebahasaan, maupun langkah-langkah penyusunan teks cerita fantasi
dalam bahasa Indonesia. Semoga bermanfaat, mohon maaf kalau masih ada
kekurangannya. Jangan lupa ikuti terus materi-materi pada blog ini dan jadi follower setia kami. Thanks 4 atensiny