RSS

Macam-macam Kata Penghubung

 Macam-macam Kata Penghubung - Konjungsi atau kata penghubung adalah kata yang menghubungkan antarkata, antarfrasa, antarklausa, dan antarkalimat. Konjungsi biasa disebut juga dengan kata penghubung atau kata sambung. 

Jenis-jenis Konjungsi dan Contohnya

A. Konjungsi Intra Kalimat (Antar Klausa)

Konjungsi intra kalimat adalah konjungsi yang menghubungkan klausa induk dan klausa anak. Biasanya, konjungsi terdapat pada bagian tengah kalimat. Jenis kata hubung yang digunakan dalam konjungsi intra kalimat adalah:

1. Konjungsi Koordinatif 

Konjungsi koordinatif berfungsi menghubungkan dua atau lebih klausa yang memiliki derajat. Pada konjungsi koordinatif, kata hubung yang digunakan mirip seperti konjungsi korelatif. Namun, penggunaan konjungsi koordinatif terdapat pada klausa sederhana. Contoh konjungsi koordinatif:

• … dan …

• … tetapi … 

• … atau … . 

• Dan: Ibu memasak nasi dan menggendong adik.

• Tetapi: Anita menggunakan baju merah tetapi sahabatnya memakai baju putih.

• Melainkan: Ayah bukan bermaksud membela kakak melainkan membela adiknya.

2. Konjungsi Subordinatif

Konjungsi Subordinatif menghubungkan dua klausa atau lebih dengan status berbeda derajat. 

• Sejak: Sinta menjadi murung sejak ditinggal kucingnya ke desa.

• Setelah: Adik membereskan mainan setelah digunakan bersama teman.

• Karena: Dina tidak jadi mengunjungi neneknya karena cuaca mendung.

• Jika: Pak guru tidak akan memberikan nilai bagus jika ada murid yang mencontek.

B. Konjungsi Antar Kalimat

Pada konjungsi antar kalimat, digunakan kata hubung untuk menggabungkan satu kalimat dengan kalimat yang lain. Biasanya konjungsi tersebut dipakai untuk menunjukkan adanya perbedaan arti atau perbedaan makna. Konjungsi antar kalimat dapat diletakkan pada bagian awal kalimat. Namun, konjungsi juga bisa diletakkan setelah tanda titik, setelah tanda tanya, atau setelah tanda seru.

Makna akibat (konsekuensi): dengan demikian, akibatnya

Makna keadaan sesungguhnya: sebenarnya, bahwasanya, sesungguhnya

Makna keadaan sebelumnya: malahan, bahkan, tidak hanya itu

Makna keadaan sesudahnya: kemudian, selanjutnya, setelah itu

Makna pertentangan: akan tetapi, sayangnya, namun

Makna kesediaan: biarpun begitu, walaupun demikian, meskipun demikian

Makna kebalikan: sebaliknya, berbeda dengan

C. Konjungsi Antar Paragraf

Konjungsi antar paragraf menghubungkan dua paragraf sehingga paragraf menjadi koheren dan sistematis. Jenis konjungsi tersebut adalah:

• terlebih lagi …

• disamping …

• oleh karena itu …

• berdasarkan …

• jadi … 

D. Konjungsi Berdasarkan Fungsi

Ditinjau dari segi fungsinya, konjungsi dapat dibagi berdasarkan pengelompokan berikut: 

1. Konjungsi Aditif (Konjungsi Gabungan)

Berfungsi untuk menggabungkan kata dengan kata, frasa, klausa, atau kalimat yang kedudukannya setara.

Contoh: dan, lagipula, lagi, serta

2. Konjungsi Pertentangan

Menghubungkan dua kalimat sederajat, tetapi mempertentangkan kalimat tersebut. Biasanya posisi kalimat kedua lebih penting dibandingkan kalimat pertama.

Contoh : tetapi, sebaliknya, padahal, melainkan, sedangkan, akan tetapi, namun.

3. Konjungsi Korelatif

Menghubungkan dua kalimat yang berkaitan, sehingga kalimat akan mempengaruhi atau melengkapi kalimat lainnya.

Contoh: semakin …..semakin, bertambah……bertambah, tidak hanya….tetapi juga…, sedemikian rupa…, kian….. kian, sehingga…, baik…, maupun.

4. Konjungsi Disjungtif (Konjungsi Pilihan)

Konjungsi pilihan menghubungkan dua unsur sederajat dengan tujuan memilih salah satu dari dua hal atau lebih.

Contoh: maupun, baik…baik…, atau, entah…entah…, atau….atau,

5. Konjungsi Kausalitas

Menjelaskan bahwa peristiwa yang satu terjadi akibat sebab tertentu. Setiap kalimat berperan sebagai anak kalimat atau induk kalimat.

Contoh: sebab, karena, sebab itu, dan karena itu

6. Konjungsi Waktu (Konjungsi Temporal)

Menjelaskan hubungan waktu antara dua hal atau peristiwa.

Contoh untuk menghubungkan kalimat tidak sederajat: apabila, seraya, bilamana, hingga, sementara, sejak, selama, ketika, semenjak, bila, sambil, sebelum, sampai, demi, sedari, waktu, setelah, sesudah, tatkala

Contoh untuk menghubungkan kalimat yang sederajat: sebelumnya, sesudahnya

7. Konjungsi Final (Konjungsi Tujuan)

Menjelaskan maksud, tujuan peristiwa, atau tindakan.

Contoh: guna, untuk, supaya, agar 

8. Konjungsi Akibat (Konjungsi Konsekutif)

Menjelaskan bahwa suatu peristiwa muncul disebabkan peristiwa lainnya. Bagian peristiwa penyebab diletakkan pada bagian induk kalimat, sedangkan bagian anak kalimat menunjukkan akibat.

Contoh: sehingga, sampai, akibatnya.

9. Konjungsi Syarat (Konjungsi Kondisional)

Menjelaskan jika terjadinya suatu hal disebabkan adanya syarat-syarat yang terpenuhi.

Contoh: Jika, jikalau, apabila, kalau, asalkan, bilamana.

10. Konjungsi Perbandingan

Menghubungkan dua hal dengan membandingkannya.

Contoh: sebagai, seakan-akan, seperti, bak, bagaikan, umpama, sebagaimana, bagai, ibarat.

11. Konjungsi Tak Bersyarat

Menjelaskan jika terjadinya suatu hal tidak membutuhkan syarat tertentu.

Contoh: walaupun, meskipun, biarpun, kendatipun, sekalipun

12. Konjungsi Penjelas (Konjungsi Penetap)

Menghubungkan bagian kalimat terdahulu dengan rinciannya.

Contoh: bahwa.

13. Konjungsi Pembenaran (Konjungsi Konsesif)

Menghubungkan dua hal dengan cara membenarkan atau mengakui suatu hal pada induk kalimat. Di sisi lain, konjungsi ini juga menolak hal yang lainnya pada anak kalimat. 

Contoh: walaupun, meskipun, biar, sungguhpun, biarpun, kendatipun, dan sekalipun.

14. Konjungsi Penegas (Konjungsi Intensifikasi)

Menegaskan maupun meringkas kalimat yang sebelumnya sudah disebutkan. 

Contoh: bahkan, ringkasnya, misalnya, apalagi, yaitu, yakni, umpama, akhirnya. 

15. Konjungsi Urutan

Menyatakan urutan suatu hal.

Contoh: mula-mula, lalu, dan kemudian. 

16. Konjungsi Penanda

Menunjukkan penandaan pada suatu hal.

Contoh: misalnya, umpama, contohnya.

17. Konjungsi Pembatasan

Menyatakan pembatasan terhadap sesuatu.

Contoh: kecuali, selain, asalkan. 

18. Konjungsi Situasi

Menjelaskan perbuatan yang terjadi dalam waktu tertentu.

Contoh: sedang, padahal, sedangkan, sambil.

Demikian penjelasan macam-macam kata penghubung atau konjungsi dalam bahasa Indonesia. Semoga bermanfaat, mohon maaf kalau masih ada kekurangannya. Jangan lupa ikuti terus materi-materi pada blog ini dan jadi follower setia kami. Thanks 4 atensinya.

 

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS