RSS

Jenis-jenis kata dalam bahasa Indonesia


Jenis-jenis kata dalam bahasa Indonesia – Dalam tangga tata bahasa, kata menduduki tingkatan ketiga setelah fonem dan morfem. Bahasa Indonesia memiliki jutaan kosakata yang melimpah, semua kosakata itu bisa kita golongkan sesuai dengan jenis kelas katanya. Jenis kelas kata dalam bahasa Indonesia terdiri atas sepuluh kelaskata. Berikut ini mari kita simak apa saja macam-macam kata dalam bahasa Indonesia.
Kelas kata dalam bahasa indonesia
Secara umum kelas kata dalam bahasa Indonesia terdiri atas 10 macam, yaitu:
(1) kata kerja (verba)
(2) kata sifat (adjektifa )
(3) kata keterangan (adverbia)
(4) kata benda (nomina),
(5) kata bilangan (numeralia)
(6) kata ganti (pronomina)
(7) kata sambung /penghubung (konjungsi)
(8) kata sandang (artikula)
(9) kata seru (interjeksi)
(10) kata depan (preposisi)

1. Kata Kerja (Verba)
Kata kerja ialah kata yang menyatakan perbuatan atau tindakan. Kata kerja biasanya berfungsi sebagai predikat. Suatu kata dapat digolongkan ke dalam kelas kata kerja apabila memenuhi persyaratan berikut:
(1) Dapat diikuti oleh gabungan kata (frasa) dengan + kata sifat.
Contoh:
pergi (Pergi dengan gembira.)
tidur (Tidur dengan nyenyak.)
jalan (Jalan dengan santai.)
(2) Dapat diberi aspek waktu, seperti akan, sedang, dan telah.
Contoh:
(akan) mandi
(sedang) tidur
(telah) pergi
(3) Dapat diingkari dengan kata tidak.
Contoh:
(tidak) makan
(tidak) lihat
(tidak) pulang
(4) Berawalan me- dan ber-
Contoh:
melatih
melihat
merakit
berdiskusi
berpikir
berusaha

2. Kata Sifat (Adjektiva)
Kata sifat ialah kata yang dipakai untuk mengungkapkan sifat atau keadaan sesuatu, misalnya keadaan orang, binatang, benda. Kata sifat berfungsi sebagai predikat.
Suatu kata dapat digolongkan ke dalam kelas kata sifat apabila memenuhi persyaratan berikut.
(1) Dapat diawali dengan kata sangat, paling dan diakhiri dengan kata sekali.
Contoh:
indah (sangat indah/indah sekali)
baik (sangat baik/baik sekali)
tinggi (sangat tinggi/tinggi sekali)
(2) Dapat diberi awalan se- dan ter-.
Contoh:
luas (seluas/terluas)
bodoh (sebodoh/terbodoh)
mudah (semudah/termudah)
buruk (seburuk/terburuk)
baik (sebaik/terbaik)
(3) Dapat diingkari dengan kata tidak.
Contoh:
murah (tidak murah)
sulit (tidak sulit)
pahit (tidak pahit)
Macam-macam kata sifat bisa kita golongkan ke dalam beberapa deskripsi, antara lain:
a. Deskripsi Warna
Contoh: merah, biru, putih, kuning, hijau, dsb.
b. Deskrpsi Ukuran
Contoh: luas, sempit, panjang, pendek, dsb.
c. Deskripsi Kualitas
Contoh: mudah, sulit, pandai, pintar, dsb.
d. Deskripsi Suasana hati
Contoh: sedih, senang, bahagia, gembira, dsb.
e. Deskripsi pencerapan
Contoh: terang, samar-samar, jelas, wangi, dsb.

3. Kata Keterangan (Adverbia)
Kata keterangan atau adverbia adalah kata yang memberi keterangan pada verba, adjektiva, nomina predikatif, atau kalimat.
Berikut adalah macam-macam adverbia.
(1) Adverbia dasar bebas, misalnya: alangkah, agak, akan, amat, nian, niscaya, tidak, paling, pernah, pula, saja, saling.
(2) Adverbia turunan terbagi atas 3 bentuk berikut.
(a) Adverbia reduplikasi, misalnya ; agak-agak, lagi-lagi, lebih-lebih, paling-paling.
(b) Adverbia gabungan, misalnya : belum boleh, belum pernah, atau tidak mungkin.
(c) Adverbia yang berasal dari berbagai kelas, misalnya: terlampau, agaknya, harusnya, sebaiknya, sebenarnya, secepat-cepatnya.

4. Kata benda (nomina)
Kata benda ialah kata yang mengacu pada benda, orang, konsep ataupun pengertian yang berfungsi sebagai objek dan subjek. Suatu kata dapat digolongkan ke dalam kelas kata benda apabila memenuhi persyaratan berikut.
(1) Dapat diikuti oleh frasa yang + sangat.
Contoh:
mobil (mobil yang bagus/mobil yang sangat bagus)
pemandangan (pemandangan yang indah/pemandangan yang
sangat indah)
pemuda (pemuda yang gagah/pemuda yang sangat gagah)
(2) Berimbuhan pe-, -an, pe-/-an, per-/-an, ke-/-an.
Contoh:
permainan
pertunjukan
kesehatan
(3) Dapat diingkari dengan kata bukan.
Contoh :
saya (bukan saya)
roti (bukan roti)
gubuk (bukan gubuk)

5. Kata Bilangan (Numeralia)
Kata bilangan atau numeralia adalah kata yang dipakai untuk menghitung banyaknya orang, binatang, dan benda.
Contoh:
Ibu membeli gelas selusin.
Ia mendapat peringkat pertama di kelasnya.
Bapak Bardi memiliki dua puluh ekor kambing.
Sepertiga dari harta warisan itu disumbangkan ke panti asuhan.

6. Kata Ganti (Pronomina)
Kata ganti atau pronomina adalah kata yang dipakai untuk mengacu pada nomina lain. Pronomina berfungsi untuk mengganti kata benda atau nomina.
Contoh:
Aku sudah mencoba membujuknya.
Kami sangat berharap kepada kalian.
Dia telah meninggalkan kita.
Itu memang miliknya.

7. Kata Sambung (Konjungsi)
Kata sambung adalah kata yang menghubungkan dua satuan bahasa yang sederajat: kata dengan kata; frasa dengan frasa, klausa dengan klausa.
Contoh :
adik dan kakak
makan atau minum
tidak makan, tetapi minum
ia tidak naik kelas karena bodoh
Adi meletakkan tasnya, lalu ia membuka seragamnya.

8. Kata Sandang (Artikula)
Kata sandang adalah kata tugas yang membatasi makna nomina.
Contoh:
sang guru (sang bermakna tunggal)
para pemimpin (para bermakna jamak)
si cantik (si bermakna netral)


9. Kata Seru (Interjeksi)
Kata seru adalah tugas yang digunakan untuk mengungkapkan seruan hati.
Contoh:
Aduh, kakiku sakit sekali.
Astaga, mengapa kamu berani mencuri ?
Ayo, jangan putus asa.
Wah, mahal sekali!” kata adik.
Kata yang dicetak miring adalah kata seru. Contoh lain kata seru adalah
hai, nah, oh, celaka, Masya Allah, dan Alhamdulillah.

10. Kata Depan (Preposisi)
Kata depan adalah kata yang menghubungkan dua kata atau dua kalimat.
Contoh:
di (sebelah) utara = menunjuk arah
ke timur = menunjuk arah
dari pasar = menunjuk tempat
pada hari senin = menunjuk waktu

Demikian sobat jenis kelas kata bahasa Indonesia beserta contohnya. Semoga bermanfaat ya:-) Jangan lupa ikuti terus materi-materi pada blog kami ya dan jadi pengikut setia kami. Thanks 4 atensinya..



  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS

Macam-macam frasa atau frase dalam bahasa Indonesia


Macam-macam frasa atau frase dalam bahasa Indonesia - Frasa atau kelompok kata merupakan kesatuan yang terdiri atas dua kata atau lebih yang masing-masing mempertahankan makna dasar katanya. Dalam tangga tata bahasa frasa menduduki urutan keempat setelah kata. Sebuah frasa mempunyai suatu unsur inti atau pusat (D), sedangkan unsur lain disebut penjelas (M). Contoh: petani muda, tepi sawah, dan lereng gunung. Kata petani, tepi dan lereng adalah unsur inti yang disimbolkan dengan huruf 'D' sedangkan muda, sawah, dan gunung disebut penjelas yang disimbolkan dengan huruf 'M'. Berikut ini mari kita simak jenis-jenis frasa secara lengkap ya guys...
I. Penggolongan frasa berdasarkan kelompok kata dapat dibedakan menjadi dua.
1. Frasa Endosentris
a. Frasa endosentris atributif adalah frase yang terdiri atas inti dan penjelas.
Contoh:
Pelaku     peledakan            /      sedang          tersenyum
inti (D)      penjelas (M)        /     penjelas (M)        inti (D)
Frasa pelaku peledakan disebut juga frasa atribut berimbuhan karena penjelasnya merupakan kata berimbuhan.
Contoh:
Masyarakat   Indonesia            /       sangat         mengecam      /      budaya       kekerasan.
  inti (D)        penjelas (M)        /    penjelas (M)          inti (D)       /         inti (D)       penjelas (M)
Budaya kekerasan disebut atribut berimbuhan karena penjelasnya merupakan kata yang berimbuhan.
b. Frasa endosentris koordinatif adalah frasa yang unsur pembentuknya merupakan kata yang sederajat kedudukannya.
Contoh:
Mereka menangis dan meratapi nasibnya.
c. Frasa endosentris apositif bersifat keterangan yang ditambahkan atau diselipkan.
Contoh:
Pak Andi, camat kami, sedang menghadiri pertemuan.
2. Frasa Eksosentris
Bila gabungan tersebut berlainan kelasnya dari unsur yang membentuknya. Kedua gabungan kata tersebut tidak dapat dipisahkan karena merupakan satu kesatuan.
Contoh :
- Ia pergi ke Bandung bersama ayah.
- Ia pergi ke sekolah tanpa pamit kepada ayah.
- Ia bekerja sebagai guru.
II. Penggolongan Frasa Berdasarkan Kelas Kata
Selain klasifikasi berdasarkan inti atau pusat, frasa juga dapat dibedakan berdasarkan kelas kata yang menjadi inti frasa tersebut.
1. Frasa Nominal, inti frasanya adalah kata benda.
Contoh: rumah besar, pengetahuan umum, dan guru baru.
2. Frasa Verbal, inti frasanya adalah kata kerja.
Contoh: bertanam sayur, menerima tamu, dan membaca berita.
3. Frasa Adjektival, bila inti frasanya ber-bentuk kata sifat.
Contoh: sangat tinggi, sangat menakjubkan, dan cantik sekali.
4. Frasa Preposisional, bila intinya di bawah pengaruh sebuah preposisi.
Contoh: dengan senjata tajam, ke sekolah, bagi ayah saya, dan dari pasar.
Selain contoh di atas, frasa juga dapat dibedakan atas:
1. Frasa setara, bila kedudukan kata-katanya sederajat.
Contoh: ayah ibu, kakak adik, dan suami istri.
2. Frasa bertingkat, bila gabungan kata itu ada yang menjadi inti.
Contoh: rumah itu, petani muda, dan sangat nakal.

Demikian macam-macam frase dalam bahasa Indonesia. Semoga bermanfaat ya:-) Jangan lupa ikuti terus materi-materi pada blog kami ya dan jadi pengikut setia kami. Thanks 4 atensinya..


  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS